Mengenal Kecanggihan Robot Atlas yang Kontroversial
Apa kabar semuanya?, pada artikel kali ini admin bakal membahas mengenai Robot Atlas yang merupakan sebuah inovasi pada teknologi masa depan yang akan mempermudah beberapa aktivitas manusia kususnya di bidang militer yang digunakan untuk membawa kepeluan kusus dengan beban yang berat. Perkembangan robot itu sendiri dikembangkan oleh Boston Dynamics yang merupakan perusahaan desain teknik robotika. Belum pernah tahu kan? untuk itu mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Robot
Atlas - adalah
sebuah robot humanoid yang mirip dengan tubuh manusia, memiliki
tinggi 180 cm dan berat 75 kg dan dikembangkan oleh Boston Dynamics.
Robot tersebut dilengkapi dengan teknologi canggih dan diperkenalkan pada tahun
2016 ke publik. Pada beberapa bagian robot dipasang sistem kontrol super
canggih, agar memiliki respon terhadap sekitar.
Robot humanoid ini
dirancang fleksibel dan mampu melakukan beragam gerakan seperti manusia antara
lain berjalan, menjadi pemandu jalan, dan memindahkan barang. Selain dapat
melakukan gerakan tersebut, teknologi canggih yang terpasang ditujukan agar
robot tersebut dapat bangkit berdiri ketika ia terjatuh ke lantai.
Pengembang Robot Atlas
Boston Dynamics adalah pengembang Robot Atlas yang sebelumnya dimiliki oleh Google dan dilepas 2017 kepada SoftBank Group. Boston Dynamics merupakan perusahan desain teknik dan robotikan yang dikenal sebagai pengembang robot jenis Bigdog. Selain itu, perusahaan tersebut juga membuat software bernama DI-Guy.
Terdapat
sembilan jenis robot yang dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan
Boston Dynamics yaitu, Spotmini, robot Atlas, Handle, Spot,
LS3, Bigdog, Wildcat, REX, dan Sandflea.
Dari sembilan jenis robot yang dikembangkan dengan teknologi canggih dan
memiliki fungsi yang berbeda tersebut didanai oleh DARPA .
Robot humanoid generasi
pertama memiliki tinggi 1,88 meter dengan berat 156,4 kg diikutsertakan pada
sebuah kompetisi robot DARPA yang dilaksanakan 2015 silam di California, AS
dengan hadiah USD3,5 juta. Kompetisi tersebut adalah bentuk pengembangan robot
atlas, agar mampu membantu manusia pada saat bencana dan peperangan.
Kompetisi
yang diselenggarakan oleh DARPA tersebut terinspirasi dari tragedi nuklir pada
tahun 2011, dimana robot dapat digunakan sebagai sebuah solusi alternatif.
Selama kompetisi berlangsung, operator robot tidak diperkenankan untuk membantu
robot saat jatuh maupun rusak. Masing-masing robot diminta untuk memindahkan
serpihan dan membuka jalan dari reruntuhan, menjalankan kendaraan dan menggali
lubang.
Funsi Sensor LiDAR dan Streo Vision Pada Robot Atlas
Generasi
terbaru dari robot humanoid memiliki ukuran lebih pendek
dengan berat sekitar 90 kg. Di dalam robot tersebut juga telah dipasang sebuah
alat sensor bernama LiDAR dan sensor Streo vision. Dimana sensor
tersebut dirancang agar mampu merasakan beberapa kondisi dan beroperasi di luar
ruangan.
Kedua
sensor yang digunakan memiliki fungsi masing-masing, sensor LiDAR berfungsi
sebagai penyeimbang keadaan robot pada saat berdiri dan berjalan. Sensor kedua
yang dipasang pada bagian kepala robot adalah streo vision,
berfungsi untuk menghindari rintangan, memahami lingkungan sekitar,
membantu robot atlaskembali pulang dan berangkat ke tujuan.
Tujuan Perancangan Robot Atlas
Perancangan
dan pembuatan robot humanoid tergolong sangat sulit, karena
ada banyak sekali simulasi yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan
baik. Robot Atlas memang dirancang untuk sebuah kompetisi,
bahkan rancangan robot dari perusahaan lain jauh lebih mudah dan tidak
diperlukan analisis data kompleks seperti hal robot humanoid ini.
Dengan
perancangan yang rumit, robot humanoid dibuat khusus untuk
kebutuhan militer, agar dapat menempuh jarak jauh dan membawa beban yang berat.
Sehingga robot atlas dilengkapi dengan 28 sendi, yang dapat
mempermudah ruang gerak dan pelaksanaan tugas yang telah diprogram. Meskipun
tidak leluasa seperti gerakan manusia pada umumnya dalam melewati berbagai
medan.
Kesimpulan
Perancangan robot
atlas menimbulkan pro dan kontra bagi peraih nobel perdamaian tahun
1997 yaitu Jody Williams. Bukan karena kelebihan yang dimiliki robot humanoid tersebut
melainkan pengembangan robot tersebut ditujukan untuk kepentingan militer AS
melalui DARPA. Namun lepas dari itu semua, bahwa robot humanoid dapat
membantu pekerjaan manusia di masa depan.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Kecanggihan Robot Atlas yang Kontroversial"
Posting Komentar